AS Roma dan Lazio: Derbi Della Capitale Penuh Gengsi – Derbi Della Capitale adalah salah satu laga sepak bola paling panas di Italia, bahkan di dunia. Pertandingan antara AS Roma dan Lazio bukan sekadar adu skor, melainkan pertemuan sarat sejarah, identitas, dan gengsi ibu kota Italia, Roma.
Sejarah rivalitas ini bermula sejak tahun 1927, ketika AS Roma didirikan melalui penggabungan beberapa klub kecil di ibu kota. Tujuannya adalah menghadirkan klub kuat yang bisa menyaingi dominasi tim-tim Italia Utara, seperti Juventus, Inter, dan AC Milan. Lazio, yang telah berdiri sejak 1900, memilih untuk tidak bergabung dalam penggabungan tersebut. Keputusan ini memicu ketegangan awal, yang kemudian berlanjut menjadi rivalitas abadi.
Kedua klub juga memiliki basis suporter yang berbeda secara sosial dan geografis. Lazio identik dengan basis pendukung dari sisi utara kota Roma, sementara Roma lebih banyak didukung oleh masyarakat kelas pekerja di sisi selatan kota. Perbedaan identitas inilah yang memperkuat atmosfer panas setiap kali Derbi Della Capitale digelar.
Atmosfer Pertandingan yang Membara
Setiap kali AS Roma dan Lazio bertemu di lapangan, Stadion Olimpico Roma berubah menjadi lautan warna merah-kuning dan biru-langit. Suporter kedua tim menghadirkan koreografi megah, nyanyian keras, hingga spanduk provokatif untuk menunjukkan kebanggaan mereka.
Pertandingan ini kerap berlangsung penuh intensitas, bukan hanya di tribun, tetapi juga di lapangan. Statistik menunjukkan bahwa derbi ibu kota Italia selalu dipenuhi kartu kuning bahkan kartu merah, menandakan kerasnya duel antar pemain.
Selain soal gengsi, kemenangan dalam derbi sering kali lebih berharga daripada raihan trofi bagi para suporter. Bagi Romanisti (pendukung Roma) maupun Laziali (pendukung Lazio), mengalahkan rival sekota berarti supremasi di ibu kota, sesuatu yang sangat mereka banggakan.
Pertarungan Ikonik dan Momen Bersejarah
Derbi Della Capitale telah melahirkan banyak momen ikonik yang dikenang hingga kini.
-
Pada tahun 2002, Lazio berhasil mengalahkan Roma dengan skor 4-2 dalam laga penuh drama yang dikenang sebagai salah satu derbi terbaik sepanjang masa.
-
Sementara itu, pada 2013, Lazio mencatat sejarah dengan memenangkan final Coppa Italia melawan Roma. Kekalahan tersebut sangat menyakitkan bagi Giallorossi karena terjadi di laga final melawan rival sekota.
-
Di sisi lain, legenda Roma seperti Francesco Totti kerap menjadi simbol kebanggaan Romanisti karena kontribusinya dalam derbi. Gol dan selebrasi khas Totti melawan Lazio masih membekas di hati para pendukung Roma hingga kini.
Derbi Della Capitale di Era Modern
Memasuki era modern, Derbi Della Capitale tetap menjadi salah satu laga paling ditunggu di Serie A. Kedua klub memang tidak selalu konsisten bersaing di papan atas liga seperti Juventus atau Inter Milan, namun atmosfer derbi tidak pernah kehilangan pesonanya.
Roma yang kini diperkuat pemain bintang dan dilatih oleh manajer berpengalaman tetap berusaha menjaga tradisi sebagai salah satu klub besar Italia. Lazio pun demikian, dengan gaya permainan solid serta talenta berbakat yang menjanjikan kejutan di setiap pertemuan.
Selain di lapangan, persaingan juga meluas ke media sosial, di mana suporter kedua tim saling melempar sindiran sebelum dan sesudah pertandingan. Ini menunjukkan bagaimana rivalitas Roma-Lazio tetap hidup di era digital.
Kesimpulan
Derbi Della Capitale antara AS Roma dan Lazio bukan sekadar pertandingan sepak bola biasa. Ini adalah pertarungan identitas, kebanggaan, dan sejarah yang telah berlangsung lebih dari satu abad. Setiap laga menghadirkan emosi luar biasa, baik bagi pemain maupun suporter, menjadikannya salah satu derbi paling intens di dunia.
Di balik tensi tinggi dan rivalitas panas, derbi ini juga memperlihatkan betapa besarnya cinta masyarakat Roma terhadap sepak bola. Tidak peduli siapa yang menang atau kalah, Derbi Della Capitale selalu dikenang sebagai simbol kebanggaan ibu kota Italia.
